Selasa, 11 Desember 2012

Ketika Musik Mendamaikan...Selamat Negara Palestina

Beberapa waktu yang lalu, berawal dari sebuah thread yang dikirim seorang rekan di Couchsurfing, saya menyempatkan hadir di sebuah acara sosial. Acara ini dihelat dalam rangka memperingati Hari Solidaritas Internasional bersama rakyat Palestina. Acara ini di buka oleh Michele Zaccheo, Director of UN Information Centre in Jakarta dan lima menit kemudian langsung dilanjutkan dengan penampilan seorang violis bernama Sara Michieletto. Violis yang sudah dua tahun berada di Indonesia ini mampu memainkan musiknya dengan indah dan menyentuh. Begitu dalam dan penuh emosi. Saya  yakin semua pengunjung bisa merasakan pesan yang ia coba sampaikan melalui musiknya. Bahkan saya yg  tidak mengerti musik bisa begitu tersentuh. Melalui musiknya dapat kita rasakan  kemarahan, keputusasaan dan kerinduan akan perdamaian. Melalui musiknya ia seolah ingin mengatakan pada dunia bahwa perang adalah sebuah kegilaan dan musik seharusnya bisa berbicara lebih banyak demi perdamaian.
Taken from the exhibition
Acara di buka on time, tidak meleset sedikit pun. Pembukaannya pun ga ribet, ga kayak org Indonesia bikin acara. Deretan pejabat yang seolah tak mau kehilangan kehormatannya berlomba lomba menyampaikan sambutan yang begitu panjang. Seolah mengerti benar apa yang ia bicarakan. Malam ini benar benar malam yg mencampur adukkan emosi dan saya rasa semua pengunjung pun akan merasakan hal yang sama. Wakil pemerintah Indonesia bahkan menyatakan selama 24 tahun ia menjadi pengamat issue Timur Tengah, ia merasakan naik turunnya perasaan. Sesaat Palestina mengalami kemajuan selangkah namun kemudian Palestina mundur jauh kebelakang.

Tidak hanya itu utusan Palestina untuk Indonesia bahkan menyampaikan pidatonya dengan intonasi suara yang lirih. Baginya konflik antara Palestina dan Israel ini lebih sebagai isu moral ketimbang keputusan politik. Ia berharap bahwa sesegera mungkin kemerderkaan Palestina harus segera terwujud, sebagaimana harapan seluruh warga dunia. Beliau pun kembali mengatakan bahwa solidaritas yang bangsa Indonesia tunjukkan melalui acara malam solidaritas internasional untuk rakyat palestina ini mampu mengembalikan kepercayaan dan optimisme kami (rakyat Palestina) untuk terus berjuang mendapatkan kemerdekaan.

casual, VIP yang ga VIP banget
Music speaks much more than words begitulah akhir sambutan utusan palestina untuk Indonesia saat mengakhiri pidatonya yang sekaligus menghadirkan group musik "Melati".  group musik yang terdiri dari 5 orang wanita cantik berkerudung. Wanita wanita ini adalah wanita dari group musik "Debu" yang telah lebih dahulu terkenal. Mereka dengan lihai memainkan satu demi satu alat musik sembari bergantian menyanyikan lagu lagu yang bernafaskan perdamaian.

Semoga musik dapat menyentuh setiap jiwa yang sedang berperang, dan selamat untuk Palestina yang kini telah diakui sebagai negara oleh PBB.
 

Selasa, 04 Desember 2012

Turkey the living history ( part 5 )


Perbatasan Indonesia Dan Malaysia
Beberapa tahun yang lalu saat saya berpetualang ke Sarawak lebih tepatnya lagi ke Kuching Malaysia, saya berhasil menginjakkan kaki saya di dua negara yang berbeda. Entikong di Indonesia dan Tebedu di Malaysia. Saat itu saya ingat mentari baru berangkat menuju peraduannya saat saya menginjakkan kaki di Tebedu, sebuah daerah terdepan di Sarawak Malaysia. Saat itulah saya berjanji pada diri saya akan lebih sering melangkahkan kaki di perbatasan di manapun di dunia ini. Saya tidak pernah takut bermimpi toh mimpi tidak mengakibatkan kematian. Hehehe.

Setelah beberapa tahun berselang saya pun kembali berkesempatan berada di sebuah perbatasan. Kali ini bukan perbatasan dua negara melainkan perbatasan dua BENUA, yes indeed, it's so Awesome. Berada di perbatasan negara saja sudah membuat saya merinding, apalagi berada diantara dua benua. Saat saya berkunjung ke Turki, saya berkesempatan menjelajahi selat Bosphorus. Selat Bosphorus ini juga dikenal sebagai selat Turki. Selat yang membelah benua Asia dan Eropa. Sangat mengagumkan, sebab disinilah satu satunya tempat dimana kita bisa melihat benua Eropa dan benua Asia hanya dengan memalingkan wajah. masih ingat dong cerita saya sebelumnya tentang patung Troy yang terletak di pinggir laut Aegean? masih ingat juga kan cerita saya tentang laut Marmara yang saya seberangi dengan ferry, yang juga ditemani burung burung camar yang cantik itu nah kedua laut tersebut bersama satu laut lainnya yaitu laut hitam akan bertemu dan bermuara di selat Bosphorus ini.

Selat yang hingga saat ini masih aktif sebagai jalur lintas pelayaran internasional ini sangat ramai dan sibuk, selalu kita bisa temukan kapal kapal besar yang hilir mudik. Kebetulan kapal yang saya naiki saat ini adalah khusus kapal wisata. Jadi semua memang sudah di set untuk keperluan pariwisata. Saya sengaja mengambil sisi paling belakang dari kapal, sehingga saya bisa dengan leluasa melihat dan mengabadikan apapun yang saya lihat saat itu. Konon kedalaman selat ini bisa mencapai 124 M wah, tak terbayangkan betapa selat ini memiliki keaneka ragaman hayati bawah laut yang luar biasa. Sebenarnya sih disini tidak terlalu terlihat perbedaan antara sisi Eropa dan sisi Asia-nya Turki. Bangunan bangunan di kedua sisi ini semuanya bergaya Eropa dan Mediteranian. Sebagian besar bangunan bangunan di kedua sisi selat adalah  adalah kafe kafe dan hotel hotel super mewah. Hmmm....andaikan saya punya banyak uang saya akan beli sebidang tanah disini dan membangun tempat peristirahatan bergaya Bali. Sekali lagi, saya melepas mimpi, karena saya tidak pernah takut bermimpi.Hehehe




Bosphorus from your dining table anyone..?


 shopping bridge