Beberapa waktu yang lalu, berawal dari sebuah thread yang dikirim seorang rekan di Couchsurfing, saya menyempatkan hadir di sebuah acara sosial. Acara ini dihelat dalam rangka memperingati Hari Solidaritas Internasional bersama rakyat Palestina. Acara ini di buka oleh Michele Zaccheo, Director of UN Information Centre in Jakarta dan lima menit kemudian langsung dilanjutkan dengan penampilan seorang violis bernama Sara Michieletto. Violis yang sudah dua tahun berada di Indonesia ini mampu memainkan musiknya dengan indah dan menyentuh. Begitu dalam dan penuh emosi. Saya yakin semua pengunjung bisa merasakan pesan yang ia coba sampaikan melalui musiknya. Bahkan saya yg tidak mengerti musik bisa begitu tersentuh. Melalui musiknya dapat kita rasakan kemarahan, keputusasaan dan kerinduan akan perdamaian. Melalui musiknya ia seolah ingin mengatakan pada dunia bahwa perang adalah sebuah kegilaan dan musik seharusnya bisa berbicara lebih banyak demi perdamaian.
Taken from the exhibition |
Acara di buka on time, tidak meleset sedikit pun. Pembukaannya pun ga ribet, ga kayak org Indonesia bikin acara. Deretan pejabat yang seolah tak mau kehilangan kehormatannya berlomba lomba menyampaikan sambutan yang begitu panjang. Seolah mengerti benar apa yang ia bicarakan. Malam ini benar benar malam yg mencampur adukkan emosi dan saya rasa semua pengunjung pun akan merasakan hal yang sama. Wakil pemerintah Indonesia bahkan menyatakan selama 24 tahun ia menjadi pengamat issue Timur Tengah, ia merasakan naik turunnya perasaan. Sesaat Palestina mengalami kemajuan selangkah namun kemudian Palestina mundur jauh kebelakang.
Tidak hanya itu utusan Palestina untuk Indonesia bahkan menyampaikan pidatonya dengan intonasi suara yang lirih. Baginya konflik antara Palestina dan Israel ini lebih sebagai isu moral ketimbang keputusan politik. Ia berharap bahwa sesegera mungkin kemerderkaan Palestina harus segera terwujud, sebagaimana harapan seluruh warga dunia. Beliau pun kembali mengatakan bahwa solidaritas yang bangsa Indonesia tunjukkan melalui acara malam solidaritas internasional untuk rakyat palestina ini mampu mengembalikan kepercayaan dan optimisme kami (rakyat Palestina) untuk terus berjuang mendapatkan kemerdekaan.
casual, VIP yang ga VIP banget |
Music speaks much more than words begitulah akhir sambutan utusan palestina untuk Indonesia saat mengakhiri pidatonya yang sekaligus menghadirkan group musik "Melati". group musik yang terdiri dari 5 orang wanita cantik berkerudung. Wanita wanita ini adalah wanita dari group musik "Debu" yang telah lebih dahulu terkenal. Mereka dengan lihai memainkan satu demi satu alat musik sembari bergantian menyanyikan lagu lagu yang bernafaskan perdamaian.
Semoga musik dapat menyentuh setiap jiwa yang sedang berperang, dan selamat untuk Palestina yang kini telah diakui sebagai negara oleh PBB.
Semoga musik dapat menyentuh setiap jiwa yang sedang berperang, dan selamat untuk Palestina yang kini telah diakui sebagai negara oleh PBB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar