Kamis, 07 Agustus 2014

Eksekusi Mimpi, Terbang Bersama Air Asia

Saat itu kira kira delapan tahun yang lalu, saat sebagian besar teman teman seusia saya sibuk mencari uang untuk membangun impian impian mereka. Membeli rumah, membeli kendaaran bermotor atau membeli gadget tercanggih, saya justru memilih untuk menghabiskannya dengan traveling. Entahlah mungkin sebuah film the Voyagers yang pernah saya tonton di masa kecil yang menyemangati saya untuk bisa berada dipelbagai belahan dunia lain selain tanah air ku Indonesia yang ak terbantahkan keindahannya.

Beautiful Indonesia
Sebagai anak muda yang saat itu baru saja mengawali karir dengan gaji yang secukupnya (bila tidak bisa dibilang tidak mencukupi), ide traveling adalah ide yang paling liar yang pernah saya pelihara. Terlebih traveling keluar negeri. Persepsi itu perlahan memudar saat beberapa rekan sesama petualang ramai membicarakan Air Asia. Low Cost Carrier Airlines besutan Mr Tony Fernandez yang berhasil membawa saya terbang dan menjejakan kaki di negeri Singa. Layaknya saya, Singapore memang jamak menjadi destinasi uji coba anak negeri untuk traveling keluar negeri. Dengan icon Merlionnya, Singapore berhasil menjadi impian jutaan traveler pemula tanah air. Bergaya di depan Merlion atau narsis bersama tokoh tokoh lucu menggemaskan di Universal Studio adalah salah satu hal yang tak boleh dilewatkan saat berada disana. Air Asia lah yang menunaikan mimpi saya akan kecanggihan dan keteraturan negeri Sinagapura. 

Dua panda saling bertemu di Universal Studio Singapore 
Patah tumbuh hilang berganti, tunai mimpi akan satu negeri tumbuh pula mimpi mimpi lainnya. Begitulah kira kira situasi yang tepat menggambarkan passion saya akan traveling. Semangat menjejak di negeri negeri seberang seolah tak terbendung oleh kenyataan akan penghasilan bulanan saya. Siasat demi siasat pun dilakukan, mulai dengan meminjam kartu kredit tetangga, keluarga, rekan sejawat di kantor hingga pada akhirnya berkesempatan memiliki kartu hutang sendiri. Kemudahan proses pembayaran di Airasia memang merupakan salah satu keunggulan. Walau terkadang dihadapkan pada sebuah situasi menunggu di ruang antri pembayaran yang sedikit bikin gregetan, namun kursi gratis yang kerap Air Asia tawarkan membuat penantian itu seolah tak berarti. Bermodal tiket super murah yang saya dapatkan melalui promo Air Asia, saya berhasil menjelajahi beberapa 'surga' di Thailand. seingat saya, saat itu tidak lebih dari satu juta rupiah untuk penerbangan Denpasar-Phuket-Bangkok-Jakarta untuk dua orang. Murah sekali bukan?, ya sekali lagi terimakasih Air Asia, bersamamu saya kembali menunaikan mimpi yang lain. Menjelajahi  negeri gajah putih, Thailand.  Kob Kun Krab Air Asia.

sun bathing di Phi Phi Island
Singapore sudah, Thailand pun sudah, kini saatnya menjelajahi Malaysia. Negeri yang terpaut sejangkauan pandangan mata dari tanah air. Penjelajahan saya di negeri asal bendera Air Asia ini cukup sering saya lakukan, rasanya hampir semua wilayah di Malaysia sudah saya singgahi, mulai dari Kuala lumpur hingga Kedah, Malaysia. Saat itu, penerbangan yang saya pilih adalah rute Jakarta - Kuala Lumpur- Langkawi, dan kembali ke Jakarta melalui Kuala Lumpur. Benar-benar perjalanan yang membawa saya pada salah satu adegan di Film the Voyagers. Bisa jumpalitan di beberapa negara yang berbeda hanya dalam waktu satu hari. Seolah sombong tapi inilah yang terjadi, sarapan pagi di Indonesia, makan siang di Malaysia dan makan malam di Thailand.  Thailand? ya saya memang menyempatkan untuk menyebrang sesaat ke Thailand dengan menggunakan Jetty menuju Satun, perbatasan Thailand dan Malaysia. Terimakasih Air Asia akhirnya hidup bak Mr Donald Thrump atau pengusaha pengusaha kaya lainnya yang kerap sarapan, makan siang dan makan malam dalam satu hari di beberapa negara berbeda berhasil pula saya rasakan. (Padahal saya backpacker).
Sky Bridge Langkawi

Entahlah, nikmat mana lagi dari yang yang maha kuasa yang akan saya ingkari. Semua begitu Indah. Tuhan ciptakan sudut demi sudut bumi ini untuk dijelajahi dan disyukuri. Bagaikan sebuah karya seni yang maha agung saya dapat memahami perbedaan manusia disetiap destinasi yang saya jelajahi. Terlepas dari seluruh destinasi destinasi eksotik yang pernah saya kunjungi sebelumnya, pengalaman saya selama di Brunei Darusalam tidak kalah menarik. Dengan menggunakan penerbangan Jakarta - Kuala Lumpur- Bandar Seribegawan saya merasakan sendiri kemudahan proses check in dan lapor diri saat memiliki connecting flight. Hal ini pulalah yang menjadi kekuatan Air Asia lainnya. Dengan jumlah petugas darat yang memadai membuat proses perpindahan penumpang menjadi sangat efisien. Terimakasih Air Asia bersama Air Asia saya sukses mengalami sendiri denyut kehidupan negara kecil yang maha kaya Brunei Darussalam. Disini saya membuktikan sendiri bahwa kesejahteraan sebuah negara bisa merubah cara pandang manusia terhadap uang dan mengelola bisnis. Di negeri Sultan Hassanal Bolkiah inilah satu satunya tempat dimana saya mendapatkan layan antar jemput dari dan menuju ke airport tanpa perlu membayar sepeser pun, bahkan tips pun ditolak. Seolah tidak cukup sampai disini, setiap harinya hotel memberikan kesempatan berkeliling kota gratis ke beberapa destinasi wisata. Mengesankan sekali bukan, saat semua sebenarnya bisa menjadi sumber keuntungan, mereka begitu bermurah hati.




Brunei.....horee
Lain Brunei Daussalam lain pula Macau, penerbangan di tahun 2013 kemarin menjadi saksi betapa rules are made to be actually implemented. Aturan dibuat memang untuk ditegakkan. Saat itu penerbangan saya adalah dari Kuala Lumpur menuju Macau, China. Seorang penumpang yang tidak membeli Hot Seat duduk di bangku yang berbayar tersebut. Seorang Pramugari kemudian menghampirinya dan menegur sang penumpang. Dengan bahasa yang sangat halus, sang pramugari meminta penumpang tersebut untuk kembali ke kursinya semula. Namun sang penumpang tak bergeming. Dengan sabarnya sang pramugari kemudian menegur kembali sampai saat dimana penumpang tersebut hanya melihat sang pramugari tanpa beranjak sedikit pun. Tak berapa lama kemudian seorang pramugara datang menghampiri dan menyampaikan aturan tersebut dalam bahasa Mandarin. Rupanya sang penumpang tidak mengerti bahasa Inggris. Kesigapan petugas kabin dalam mengatasi situasi seperti ini patut saya acungi jempol sebab menurut saya ketegasan itu harus pula dibalut dengan kearifan lokal agar dapat ditaati. Kita perlu akui bahwa memang di beberapa negara tertentu penumpangnya memiliki kebiasaan, dan pemahaman aturan yang cukup rendah. Air Asia melalui petugas kabinnya yang berasal dari berbagai negara mampu mengatasi situasi situasi sulit semacam ini. Melalui Macau kemudian saya menyebrang ke Hongkong dan tunai pulalah mimpi saya menjelajahi negeri yang paling sering saya saksikan di film film aksi khas Bruce Lee dan Jacky Chan idola saya. Narsis sebentar di Victoria Harbour sambil beryoga adalah pilhan saya sembari membunuh waktu di Hongkong. Namaste Air Asia..


Namaste Air Asia, Victoria Harbour, Hongkong

Terimakasih Air Asia, ribuan miles sudah saya jelajahi bersamamu. Puluhan jam penerbangan sudah pula saya lalui dan akan terus menemani perjalanan-perjalanan saya selanjutnya. Masih akan banyak sekali mimpi mimpi saya yang harus saya tunaikan bersamamu. Mimpi mimpi yang seolah tak berkesudahan. Berjanjilah pada saya dan kami semua untuk tidak berpaling dari konsep yang efisien sehingga tetap menjadi pilihan utama petualang petualang berkocek seadanya seperti saya. QZ dan AK adalah nomor penerbangan yang paling sering membawa saya pada pengalaman melihat hal hal baru. Menyimak kearifan lokal dan memahami perbedaan merupakan kenikmatan tersendiri selama traveling bersama Air Asia. Dengan jangkauan penerbangan dan Nasi Lemak Pak Naser beserta Roast Chicken kegemaran saya, saya yakin dunia tidak lagi sesulit sebelumnya untuk disatukan. Terimakasih Air Asia, saya yakin semua perjalanan membawa cerita, dan perjalanan bersama Air Asia benar benar menunaikan mimpi. Happy 10th Anniversary Air Asia 



3 komentar:

  1. Pas baca postingan ini, gue rasa gue juga harus berterima kasih sama Air Asia nih karena berkat Air Asialah gue bisa jalan-jalan ke beberapa negara dan ke negara impian gue, Jepang :-) Thank you, Air Asia :-) Mudah-mudahan Air Asia kembali membuka rute ke London biar gue juga bisa terbang ke negara impian gue tersebut :-)

    BalasHapus
  2. Dan gue masih memebranikan diri ke Jepang...mungkin akhir tahun...wish me luck Inong....

    BalasHapus
  3. Amiin :-) Semoga bisa terwujud segera...

    BalasHapus