Rabu, 20 Juni 2012

Seriously VISA..?

Banyak orang yang bertanya kenapa tidak ke Jepang, kenapa tidak ke Amerika, kenapa tidak ke negara negara di Eropa?. Jawaban saya sebenarnya cukup sederhana, karena di sana tidak ada saus sambal yang se-enak di Indonesia. Oke saya melantur, sebenarnya saya ingin mengunjungi daerah daerah yang saya sebutkan tadi, tapi entah mengapa, keinginan saya selalu berhasil dipatahkan ketika ingat keharusan mengurus VISA. VISA seperti kitra ketahui masih diperlukan bagi WNI yang hendak mengunjungi  negara negara lain, tertutama negara negara "adi kuasa" yang beberapa tahun belakangan ini sedikit kehilangan kedigdayaannya karena dihempas krisis ekonomi. (sukurin hehe).


Saya sedang tidak ingin berjibaku pada teori keimigrasian, saya pun malas menelaah apa sebenarnya tujuan negara-negara tersebut mengharuskan WNI untuk memohon VISA. Mendengar kalimat memohon VISA saja saya seperti alergi luar biasa. Seolah olah kita adalah warga negara kelas rendahan yang boleh di filter oleh negara lain seenaknya. Seorang teman pernah mengatakan bahwa ada makna “pengawasan” dibalik prosedur permohonan VISA. Kalau benar demikian kenapa berlaku diskriminatif, contohnya kenapa orang Indonesia kalau ke Eropa harus mengantongi VISA yang ditentukan subjektif, sementara warga negeri Jiran tidak. Apakah karena mereka termasuk negara persemakmuran Inggris? lantas apa pula relevansinya sejarah terhadap pengawasan. Emang ga ada apa orang negeri petronas itu yang bakal diam diam jadi pekerja gelap disana. Saya tidak hendak mengatakan “ada” tapi kembali pada konteks pengawasan, bukankah hendaknya pengawasan dilakukan pada semua orang dari negara manapun tanpa terkecuali. Selain itu kenapa di seputaran Asia Tenggara kita tidak perlu mengantongi VISA? Apakah ini artinya negara negara di Asia Tenggara sudah memiliki mekanisme pengawasan yang lebih canggih ketimbang negara-negara adidaya tersebut? sudah pasti jawabannya tidak.


Dari situasi sederhana ini saja saya merasa ada sisi nasionalisme yang masih harus kita jaga saat berkunjung ke negeri orang. Saya masih merasa belum perlu-perlu banget mengunjungi negara negara “sombong” yang masih memperlakukan kita sebagai warga dunia kelas rendahan kemudian membangun hubungan sub ordinasi. Saya juga merasa sudah tidak layak lagi mereka memfilter kita, sebab saat ini ekonomi kita sudah sangat maju, kita adalah salah satu  poros baru ekonomi Asia bahkan di dunia saat ini. Kita adalah salah satu negara dari sedikit negara yang memiliki ketahanan bursa terbaik, jadi buat apa menghabiskan waktu dan uang untuk urus VISA padahal kita kesana juga mau buang–buang uang. Bukankah demikian menurut anda.


4 komentar:

  1. Setuju Bang..!! Jauh-jauh ke Amerika. Ke pantai Mutun aja banyak yang belum pernah kali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haisss om isam.seratus buat bang isam..anw dah jd raja minyak apa dsna?hehe

      Hapus
  2. ya gitu-gitu negara mereka maju,tertib,aman,bersih apakah indonesia begitu?setiap negara kan punya aturannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maju apanya....dah pada kolaps gitu..hahaha anw ini semua bukan tentang mereka tapi tentang saya yang tidak mau difilter secara subjektif.

      Hapus