Rabu, 27 Juni 2012

Maybe easy but it shouldn't be cheesy

Boleh murah tapi harusnya ga murahan. Itulah yang terlintas dipikiran saya sejenak saat mendengar ada tawaran paket diving di salah satu kota di Jawa Timur. Paket ini memang luar biasa murah. Bayangkan saja hanya dengan membayar seratus ribu rupiah, kita sudah bisa merasakan keindahan alam bawah laut di pantai pasir putih, di kota Situbondo. Saya yang kebetulan terlahir dengan budaya was was kelewat kaya, sulit untuk bisa meyakini profesionalisme penyelenggara diving tersebut. Sesampainya  di lokasi dan setelah beberapa kali berubah pikiran akhirnya saya putuskan juga untuk ikut. Ini memang bukan diving saya yang pertama, sebab sebelumnya saya sudah beberapa kali diving di beberapa tempat di Bali.

Sesampainya di pantai, kami semua dikumpulkan, lantas diberi sedikit (sekali) pengarahan. Mereka hanya memberitahu kami cara naik dan equalizing. Bagi saya sepertinya itu tidak cukup. Setelah selesai memberikan pengarahan kemudian saya bertanya, dimanakah letak dive suit kami, dan saya terkejut ketika mereka bilang bahwa penyelaman kali ini tidak menggunakan dive suit dan akan diving dengan pakaian renang kami saja. Bahkan sang instructor seolah mencoba meyakinkan kami bahwa menggunakan dive suit hanya akan membatasi ruang gerak (seriously). Dari sini saya makin yakin kalo operator tidak melakukan hal yang seharusnya, sebab dive suit itu sesungguhnya diperlukan guna melindungi tubuh kita dari perubahan suhu yang mendadak dibawah laut, menghangatkan tubuh selama penyelaman sekaligus melindungi kita dari gesekan karang dan atau hewan hewan laut lainnya baik yang sengaja atau tidak disengaja bersinggungan.


Dikarenakan keterbatasan tabung dan perlengkapan lainnya maka penyelaman kali ini dibagi menjadi dua kelompok. Saya memilih untuk menjadi peserta round pertama sebab menurut saya bila sudah yang kesekian saya hanya akan mendapatkan air laut yang kotor akibat round pertama. Setelah beberapa menit menyelam saya merasakan sedikit rasa sakit pada bagian telinga. Kemudian saya memutuskan untuk naik (up) dibantu oleh seseorang crew yang membantu mengawasi penyelaman. Okay kemudian menepilah saya. Saya tidak merasa kecewa karena walaupun tak banyak yang saya lihat dibawah sana karena memamng tidak banyak yang dapat dilihat, hanya beberapa kerumunan ikan dan terumbu karang yang mulai rusak namun setidaknya saya sudah dapat merasakan menyelam di bawah laut pasir putih, di kota yang sudah saya diami kurang ebih selama empat tahun belakangan ini.( romantisme yang berlebihan).Sedikit membandingkan dengan diving yang pernah saya rasakan di Bali, operator diving disana sangat professional. Mereka menyediakan peralatan yang lengkap untuk masing masing orang. Semua peralatan dibersihkan dengan baik, disterilisasi sehingga para penyelam tidak khawatir akan kebersihan alat alat yang mereka gunakan. Satu orang peserta ditemani oleh satu orang instructor, tidak seperti saat kemarin, lima orang penyelam hanya didampingi oleh dua instruktur.


Memang ironis, melihat betapa murahnya harga nyawa manusia. Bisa saja saya mendramatisir karena ternyata beberapa teman saya bersikap acuh atas hal ini. Jangan berharap terlalu banyak untuk sebuah harga seratus ribu, tapi bagi saya saya berharap tetap melanjutkan hidup dan nyawa saya saja hehehe. Seorang teman dari Malaysia bahkan mengatakan “ini adalah cara cepat dan mudah untuk menghasilkan uang”. But guys…seriously this is totally wrong. If they can’t provide the proper service, then they shouldn’t to it at the first place. It might be something easy but it shouldn't be cheesy. Anw seharusnya seorang rekan tidak perlu luka tergores karang bila dia memakai dive suit, dan seorang lainnya tidak perlu kehabisan oksigen di saat penyelaman bila  mereka memperhatikan standar penyelaman internasional.
 

5 komentar:

  1. Ahhhhh kerennn... love the way you stated, "Jangan berharap terlalu banyak untuk sebuah harga seratus ribu, tapi bagi saya saya berharap tetap melanjutkan hidup dan nyawa." :)) You are the only one who know if it's safe or not. Let's appreciate life more, that God gave us. Hehehe... tapi top markotop dah..

    Eva

    BalasHapus
    Balasan
    1. indeed...just like putting your self into a tremendous danger and the worst part is..u have to pay for that....insanely crazy...dan saya menyesal.

      Hapus
  2. wah .. ga jadi deh hahah
    karena saya belum pernah diving, apalagi kalau yang nangani begitu, mending enggak daripada trauma heheheh

    BalasHapus
  3. safety first yah sharusnya..btw, memangnya gmn procedure diving yang bener?boleh bang ohim ajak kita2 diving safely.hehe..

    BalasHapus
  4. @ mba ericka : iya tuh mba Ericka, makanya mending kalo mau diving cari operator yang proper dan profesional.

    @ candy : wah paling tidak perlengkapi diri dengan alat yang memang sesuai standar, baru kemudian kita bicara tekhnik dan dasar dasar keselamatan penyelaman.

    BalasHapus